SABAR
Gemuruh
hujan deras terdengar begitu seram menembus ke hulu hati yang dalam
petir menyambar suara berkecimpung dan suara piring yang selalu
terdengar hampir setiap hari sehingga Ibrahim sudah muak mendengarkanya
walaupun dia sudah muak namun suara itu selalu membayangi telinga dan
penglihatan Ibrahim,rumah keramik serasa seperti kerak Neraka,atap
genteng serasa matahari yang memancarkan kepanasan melalui hati dan
pikiran ibu dan ayah Ibrahim yang selalu bertengkar setiap saat walau
tak setiap hari namun Ibrahim.
Bila
siang telah berlalu dan malam akan segera datang telinga Ibrahim belum
selesai mendengarkan ocehan ocehan dari sang ibu kepada bapak yang
selalu menghabiskan uang untuk bermain judi,seratus ribu hingga satu
juta akan habis oleh bapak,walaupun hidup Ibrahim sudah mapan dan mampu
namun kecanduan bapak Ibrahim yang selalu berfoya foya dengan uang
haramnya tidak akan pernah berhenti mungkin sampai dia mati.
Ibrahim
adalah anak tunggal anak tunggal yang selalu sendiri tanpa adanya
kehadiran orang tua di sisinya di pagi hari ibu Ibrahim pergi ngerumpi
ke tetangga dan ayah Ibrahim pergi main judi ke tempat yang biasa ia
tongkrongi,siang harinya pun begitu namun Ibrahim selalu bertanya Tanya
pada dirinya sendiri “Mungkin Kah mereka Orang Tuaku”.
Mungkin
telinga Ibrahim panasnya tidak hanya di rumah saja telinga Ibrahim
masih merasakan panas apabila Ibrahim telah berada di sekolah,ejekan
dari teman-teman Ibrahim sudah menjadi santapan sehari hari untuknya.
Ibrahim
menjadi anak yang lemah dan tak berdaya menghadapi semuanya ia selalu
menjalaninya,namun di balik ketabahanya itu ia pernah mencoba untuk
pergi dari rumahnya namun karena kasihan terhadap sang ibu kandung yang
di sekap oleh ayahnya di gudang Ibrahim masih berfikir ulang.
Ibu
kandubg Ibrahim di sekap oleh ayahnya di gudang karena ibu Ibrahim
mengalami gangguan jiwa yang sangat parah hal ini terjadi karena ibu
Kandung Ibrahim tidak sanggum melihat ayah Ibrahim yang selalu berfoya
foya dan mengikuti keanduanya.
Setiap hari Ibrahim selalu Berdo’a Kepada Tuhan Ia Tak Mau hidup dengan keluarga seperi ini di dalam doanya ia berkata “Ya
Allah Ya Tuhan Ku Ampunilah Dosa Ku Dan Dosa Kedua Orang tuaku Dan
syangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di saatku Allah
jadikanlah kesabaranku menjadi bekal bagiku masuk ke dalam surgamu
masukkanlah ibu kandungku dan aku kedalam surgamu dan janganlah kau
masukkan orang-orang yang selalu mendustakanmu dan selalu
menentangmu”ucapan doa Ibrahim bukan hanya sekedar do’a semata ia juga
sering berdo’a agar ibunya cepat sembuh.
Suatu
ketika Ibrahim melakukan kesalahan yakni ketika mencuci piring yang
masih tersisa ia menjatuhkanya dan pecah ia di marahi abis abisan oleh
ibu tirinya namun ia mengadu pada ibu kandungnya ia mendekap ibu
kandungnya namun perkataan Ibrahim hanyalah sekedar perkataan ibunya
hanya bias bengong tak menentu.Namun Ibrahim anak yang baik dan sabar
ini mendapatkan Hidayat dari Allah ia dan ibunya di Angkat ke Surga dan
Ibu kandung ibrahim sembuh dari ke gilaannya dan mereka bedua hidup
bahagia selamaya di Surga.
KARYA:DEMA SANDRIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar